Data Turnover Perusahaan

Cara Menghitung Tingkat Turnover Karyawan Perusahaan Bulanan

Selanjutnya, setiap pengusaha bisa menggunakan teknik perhitungan bulanan. Para ahli mengatakan periode ini menjadi yang terbaik untuk dilakukan. Terutama bagi industri dengan pekerja paruh waktu lebih mendominasi, mengapa bisa begini?

Kondisi ini diyakini menjadi mampu menjadi penentu bagi setiap kantor dalam mempertahankan pekerja freelancenya. Bagaimana tingkat loyalnya ke perusahaan, begini cara menghitung  turnover karyawan per bulan.

(Jumlah tenaga kerja berhenti bekerja : Rata-Rata Pegawai) x 100

Untuk mengetahui bagaimana rata-rata pegawai maka akan ditemukan langkah seperti ini.

Tenaga kerja akhir – awal bulan : 2

Dari langkah tersebut ilustrasinya menjadi seperti ini, rata-rata pegawai di sebuah kantor C ada (100 – 50 : 2) 25. Sementara, untuk pegawai yang berhenti hanya ada 5 saja.

Maka, akan ditemui keluar masuk kantor tersebut adalah 20% saja. Angka tersebut bisa dikatakan cukup rendah dan bagus bagi sebuah usaha. Bahkan, dapat dikatakan sangat kecil, semua orang disana menyenangkan.

HR paham benar bagaimana para freelancer tersebut masih dapat bertahan. Suasana dan kontribusi bekerja yang harus tetap dipertahankan. Semakin bahagia, pekerja semangatnya akan keluar.

Dengan begini feedback ke kantor menjadi sangat baik. Biasanya, usaha tersebut akan lebih cepat untuk berkembang. Jadi, usahakan angka 20% tersebut tetap dipertahankan atau justru diturunkan.

Catat! Urutan Dokumen Saat Melamar Kerja, Dari CV Hingga SKCK

Pentingnya Menghitung Inventory Turnover Ratio

Berikut beberapa manfaat penting bagi perusahaan dari menghitung inventory turnover ratio.

Penyebab terjadinya turnover karyawan

Beberapa penyebab turnover karyawan yang diakibatkan oleh penanganan manajemen karyawan yang kurang baik. Penyebab pertama adalah kesalahan rekrutmen. Ada kemungkinan bahwa ketika melakukan rekrutmen karyawan, tim HRD kurang jelas dalam mencantumkan rincian pekerjaan. Saat pelamar diterima bekerja di perusahaan, karyawan sulit beradaptasi dengan pekerjaan dan ingin resign.

Penyebab berikutnya, karyawan kurang memiliki kesempatan untuk tumbuh. Ada kemungkinan karyawan baru ini sulit beradaptasi dengan ritme dan tim kerja. Mereka butuh waktu untuk belajar dan berkembang, tetapi tidak ada waktu dan ruang yang diberikan oleh management.

Manajer yang buruk juga menjadi salah satu penyebab utama turnover karyawan tinggi. Tidak semua manajer berperilaku buruk terhadap karyawan. Faktanya manajer dengan kemampuan kepemimpinan yang buruk akan menjadikan suasana kerja kurang nyaman.

Banyaknya tugas luar kota serta seringnya lembur menyebabkan karyawan merasa kehidupannya habis di tempat kerja. Kehidupan pribadi dan kantor jadi tidak seimbang sehingga karyawan akan berpikir untuk mengajukan resign.

Baca juga: Baru Naik Jabatan? Inilah 5 Tips Untuk Jadi Leader Yang Baik!

Cara Shell Mendukung Inventory Turnover Ratio Perusahaan Anda

Untuk mengoptimalkan inventory turnover ratio perusahaan yang memiliki armada, maka yang perlu dilakukan adalah memanfaatkan teknologi solutif.

Salah satu teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung sistem manajemen inventaris terotomatisasi yang baik adalah Shell Fleet Insight melalui kartu bahan bakar Shell Card.

Shell Card menawarkan sejumlah manfaat yang dapat membantu Anda menghemat waktu, uang, dan mengatasi masalah terkait pengelolaan armada perusahaan.

Kenapa Anda perlu mencoba Shell Card? Karena dengan Shell Card. Anda dapat:

Berbagai data dan informasi dari 2 manfaat utama itu akan membantu Anda membuat keputusan yang lebih cerdas, efektif, serta efisien demi bisa mengoptimalkan operasional kendaraan perusahaan.

Selain itu, Anda dapat melakukan pengisian bahan bakar di seluruh SPBU Shell yang dapat menghemat bahan bakar hingga 3% dan jarak tempuh kendaraan dapat lebih jauh.

Dengan teknologi terkini, Shell Card dapat membantu perusahaan mengurangi waktu administrasi, membantu menjaga inventory turnover ratio yang baik, serta memantau penggunaan bahan bakar armada secara online.

Turnover karyawan dalam perusahaan adalah gambaran jumlah atau persentase karyawan yang meninggalkan organisasi dan perlu digantikan oleh orang lain. Ada karyawan yang keluar karena alasan sendiri atau secara sukarela dan ada pula yang diberhentikan.

Tingkat pergantian sukarela yang terus-menerus meningkat dapat menyebabkan banyak tekanan bahkan pada organisasi kuat sekalipun. Hal ini membutuhkan biaya mahal, memakan waktu, dan dapat berdampak buruk pada kondisi perusahaan.

Lebih jauh lagi, pergantian sukarela yang tinggi biasanya adalah salah satu gejala dari masalah pada organisasi yang perlu ditangani. Jadi, mengapa karyawan memilih untuk meninggalkan perusahaan atau organisasi?

Contoh Perhitungannya

Sebuah perusahaan jasa percetakan sedang ingin menghitung rasio perputaran asetnya dalam satu kuarter periode kerja.

Perusahaan mencatatkan nilai aset di periode awal dengan nilai sebesar Rp 4.547.000 dan pada periode berakhir setelah depresiasi mencatatkan nilai sebesar Rp 3.450.000.

Dalam laporan penjualan toko, perusahaan percetakan sukses meraup keuntungan sebesar Rp 11.250.000 dengan adanya pengembalian penjualan sebesar Rp 450.000.

Berapa rasio perputaran aset dari perusahaan jasa percetakan pada periode tersebut?

Penjualan Kotor – Sales Return = 11.250.000 – 450.000 = 10.800.000

Rata-rata Aset = (Aset Awal + Aset Akhir) / 2 = (4.547.000 + 3.450.000) / 2 = 3.998.500

Penjualan Bersih / Rata-rata Aset = 10.800.000 / 3.998.500 = Rp 2,701

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa pendapatan dari setiap nilai Rp 1 dalam aset, perusahaan berhasil menghasilkan pendapatan sebesar Rp 2,701.

Kelelahan Karyawan

Berikutnya yang menjadi penyebab turnover karyawan adalah faktor kelelahan. Banyak karyawan yang merasa kewalahan dengan pekerjaan, mulai merasa stres dan kelelahan, dan itu mungkin mendorong mereka untuk berhenti dan mencari tempat kerja yang menawarkan keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik.

Solusi: Pikirkan kembali distribusi ruang lingkup pekerjaan.

Untuk membantu karyawan mengatasi stres dan mengurangi pergantian karyawan:

Perbedaan Asset Turnover dengan Fixed Asset Turnover Ratio

Walaupun terlihat sama, pada dasarnya antara (total) asset turnover ratio dengan fixed asset turnover ratio memiliki beberapa perbedaan.

Rasio ini berfungsi untuk mengukur dan mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan berdasarkan investasi dari semua jenis aset, baik itu aset tetap maupun aset lancar.

Melalui pendekatan ini, bisnis dapat mendapat insight atau perspektif yang lebih luas dan mendalam mengenai efisiensi pemanfaatan asetnya.

Rumus perhitungannya yaitu Asset Turnover Ratio = Penjualan Bersih / Rata-rata Aset.

Baca Juga: Analisis Rasio Keuangan: Fungsi, Jenis, dan Metodenya

Tujuan dan Manfaat Menghitung Asset Turnover Ratio

Biasanya, investor dan kreditor akan berusaha untuk mencari perusahaan dengan nilai asset turnover ratio yang cukup tinggi.

Nilai yang tinggi tentunya dapat menunjukkan bahwa perusahaan dapat beroperasi dengan pemanfaatan aset yang optimal, mengindikasikan sedikit utang dan ekuitas yang berjalan, dan tentunya akan menguntungkan dalam jangka waktu yang panjang.

Ini tentunya dapat meningkatkan nilai di mata investor dan kreditor, di mana perusahaan memiliki risiko masalah finansial yang kecil dan peningkatan ROI yang besar.

Menganalisis asset turnover ratio juga memberikan gambaran mengenai tren dari waktu ke waktu sehingga perusahaan mendapatkan data penting untuk mengoptimalkan pemanfaatan aset.

Baca Juga: Return on Asset (ROA): Fungsi, Rumus, Contoh Perhitungan

Cara Menghitung Tingkat Turnover Karyawan

Ilustrasinya seperti ini, ada 10 karyawan dimana 7 orang merupakan tenaga kompeten.  Pada akhir kontrak, ternyata 6 orang memutuskan untuk resaign. Keadaan tersebut akhirnya berantai terus menerus.

Dengan begini, hampir setiap tahun mereka selalu mendapatkan karyawan baru dan harus mengulang dari awal lagi dan lagi. Kondisi tersebut kurang baik bagi perkembangan usaha. Karena, hanya jalan di tempat.

Kalau ada pergerakan  tidak lebih dari 5% saja. Hal tersebut cukup merugikan apalagi, bila usaha tersebut sedang merintis dari awal. Rasanya untuk melangkah satu langkah saja membutuhkan waktu 1 tahun.

Sedangkan kompetitor sendiri, sudah bisa melaju tiga sampai lima langkah. Turnover karyawan tinggi menjadi pekerjaan rumah bagi HR, biasanya setelah ini mereka akan merayu beberapa pekerja dengan berbagai benefit.

Tingkat perputaran ini bukan hanya dipengaruhi oleh habis masa kontrak atau resaign saja. Melainkan pensiun sampai pemutusan hubungan pekerjaan karena, sebuah alasan. Juga menjadi catatan penting bagian HR.

Kurangnya Pengembangan Profesional

Ini adalah salah satu penyebab tingkat turnoveryang tinggi. Karyawan secara alami mencari pertumbuhan karir. Aspirasi ini tidak hanya berarti pertumbuhan finansial tetapi sebagian besar pengembangan profesional.

Oleh karena itu, jika Anda tidak menawarkan vektor pengembangan karir karyawan Anda, kemungkinan besar, Anda akan melihat mereka pergi sebentar lagi.

Solusi: Buat program pengembangan profesional

Untuk mengatasi masalah ini:

Informasi mengenai coaching karyawan dapat dilihat melalui artikel ini Apa Itu Coaching? Pahami Metode dan Tujuannya untuk Karyawan.